RINDU
by
Magical Dust
- 7/10/2017 01:13:00 AM
12:55 AM. Besok UAS. Belum tidur dan tahu-tahu berlinang air mata.
Aku menulis ini untuk melegakan hati yang tetiba sesak dihimpit rindu.
Mah, aku rindu rumah. Padahal baru tadi pagi aku sampai di tanah perantauan. Rinduku juga diliputi rasa khawatir, takut-takut usahaku nggak maksimal untuk menimba ilmu di kota orang. Takut akan ekspetasi yang kau harapkan tidak sesuai dengan yang akan kuperoleh nanti.
Tanah perantauan kejam, Mah.
Aku nggak bilang aku nggak bahagia di sini. Aku bahagia selalu. Tapi ada yang kurang kala orang-orangmu berada jauh darimu.
Mah, aku ingat bubur kacang hijau yang kau berikan kemarin pagi waktu aku bangun tidur dan menikmatinya dengan terkantuk-kantuk. Aku menyesal kenapa nggak nambah lagi buburnya.
Mah, aku belum ajak Bimo makan di luar sesuai janjiku semoga nanti kesampaian dengan kepulanganku di rumah.
Mah, tadi saat berangkat aku belum sempat mampir ke tempat Papah karena bis yang sudah menunggu.
Aku bahkan belum sempat membicarakan bisnis yang akan kita jalani dengan Mas Rian.
Kalau waktu bisa ditambah lagi. Aku masih ingin di sana. Di zona nyaman. Dimana aku nggak harus merasa takut terhadap dunia seperti sekarang. Dimana aku nggak harus mencari celah-celah pertemanan karena takut sendirian.
Aku rindu pada kenyamanan yang rumah berikan.
Dan aku sedih harus berpisah pada kenyamanan itu.
Mah, aku rindu rumah beserta isinya.